Info&tanya jawab

Minggu, 18 November 2018

Awal Musim Hujan, Kegiatan Penanaman Jagung Mulai Dilakukan Petani Desa Ilepati



Foto: Shomall Wattodey Ama Tukan‎
Memasuki musim hujan di bulan September ini, petani di dusun Watodei desa Ilepati mulai melakukan kegiatan penanaman jagung. Penanaman pada awal musim hujan ini dilakukan ketika rata-rata curah hujan masih rendah.  Curah hujan tinggi biasanya terjadi pada Januari hingga Februari. Sementara panen akan berlangsung pada Februari hingga Maret nanti.
Tampak dari laporan foto yang dibuat oleh Ama Tukan, petani melakukan penanaman secara manual dengan menggunakan tugal kayu. Penanaman dilakukan dalam jarak 25 cm-75 cm dengan empat hingga lima butir jagung per lubang. Sementara penyiapan lahan dilakukan dengan cara tebas bakar.
Data Adonara Barat dalam angka menyebut pada tahun 2016 tanaman jagung mendominasi produksi tanaman pangan desa Ilepati dengan total 15 hektar lahan. Dari lahan ini dihasilkan 70.5 ton jagung non intensifikasi atau setara 300 kg jagung pipil kering per kepala keluarga (KK) tani.
Sementara tanaman pangan lainnya, yaitu padi gogo hanya menempati lahan sempit. Data menyebut penanaman padi di desa Ilepati dilakukan di atas tiga hektar lahan kering. Dari lahan ini dihasilkan beras giling sebanyak 7.8 ton per tahun atau setara 10 kg per kepala keluarga tani.
Statistik ini menunjukkan bahwa total produksi tanaman pangan ini hanya cukup untuk kebutuhan sendiri. Tidak ada surplus produksi untuk dipasarkan. Bahkan, penduduk setempat masih bergantung pada konsumsi beras yang diperoleh di pasar. Selain sebagai makanan pokok tradisional turun temurun, tanaman jagung pun dimanfaatkan sebagai pakan ternak, baik ternak unggas maupun hewan piaraan lainnya.
Desa Ilepati merupakan desa swasembada dengan jumlah berpenduduk sebesar 709 jiwa. Menempati wilayah perbukitan dengan tinggi 500 -700 m dpl, mayoritas warga desa bermata pencaharian sebagai petani dengan jumlah KK tani sebanyak 238 keluarga.
Tidak bisa mengandalkan produksi tanaman pangan untuk kebutuhan pasar, penduduk setempat memanfaatkan tanaman komoditi umur panjang untuk diperdagangkan. (Teks: Simpet)

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar